Senin, 09 Juli 2012

Anang - Ashanty Ngunduh Mantu

Jakarta: Sejak Rabu, 4 Juli 2012, pasangan pengantin baru Anang Hermansyah dan Ashanty berada di Kota Jember, Jawa Timur. Menggunakan kereta Bima dari Stasiun Gambir, Anang membawa sekitar 30 koper dan memboyong 50 orang dari Jakarta sekaligus menyewa dua gerbong. Acara ngunduh mantu yang dilakukan Anang ternyata menuai protes dari warga Jember lewat Forum Masyarakat Tertindas (Format). Anang dituding menggunakan dana APBD Jember hingga miliaran. "Berita itu tidak berdasar,” kata Anang lewat sambungan telepon, Kamis, 5 Juli 2012. Meski diwarnai berita yang tidak mengenakkan, Anang tetap menikmati tanah kelahirannya itu. Kepala Bagian Humas Pemkab Jember Sandi Suwardi Hasan membantah acara "Ngunduh Mantu" dan "Artis Pulang Kampung" itu menggunakan anggaran Bulan Berkunjung ke Jember (BBJ) yang bersumber dari APBD. Hari ini Anang mengunjungi pesantren tempat dia nyantri di Riyadlush Sholihin Al Amin, Desa Tegalrejo, Kecamatan Mayang, Kabupaten Jember. "Aku ke pesantren bapak, lalu ke rumah kakak di Tanggul. Setelah itu gladi resik di Pendopo Kabupaten," ujar pria kelahiran Jember, Jawa Timur, 18 Maret 1969, ini. Puncak acara ngunduh mantu ini akan berlangsung di kantor Bupati Jember dan Pendapa Kabupaten Wahyawhibawa Graha pada Jumat, 6 Juli 2012. Ngunduh mantu ini merupakan resepsi yang kedua untuk mengakomodasi sanak keluarga Anang di Jawa yang pada 21 Mei 2012 tak sempat hadir di resepsi pertama. "Ini semua uang dari keluarga aku, bukan dari APBD Jember," jelas Anang. ALIA FATHIYAH

Adrie Subono: Jangan Tanya Soal Lady Gaga

Jakarta - Promotor musik Adrie Subono mengakui menjadi seorang promotor musik di Indonesia memiliki risiko yang tinggi. Salah satunya ketika konser yang sudah direncanakan dengan matang batal di pertengahan. Terlebih lagi jika tiket sudah dilempar ke pasar. Menurut Adrie, jika pada sebuah konser artis secara mendadak membatalkannya, pihak promotor akan menerima kembalian uang muka secara utuh 50 persen. "Tanpa potongan sama sekali. Manajemen artis akan mengembalikan semuanya," kata Adrie kepada Tempo, Selasa 15 Mei 2012. Tapi, pihak promotor akan rugi jika konser tersebut batal secara mendadak seperti yang mungkin terjadi pada konser Lady Gaga pada 3 Juni mendatang. Sebulan sebelum konser, kata Adrie, promotor harus membayar sisa uang muka yakni 50 persen. Konser Lady Gaga terancam batal karena tidak mendapat izin dari Kepolisian. Pelarangan itu menyusul surat penolakan dari beberapa elemen masyarakat, seperti Majelis Intelektual, Majelis Ulama Muda Indonesia, dan Forum Umat Islam, termasuk Front Pembela Islam. "Kalau pembatalan dari pihak kita, uang yang sudah dibayar ke manajemen artis tidak kembali. Kita rugi," ujar promotor yang telah 18 tahun malang melintang membawa artis internasional ke Indonesia ini. Selain itu, selama persiapan konser si manajemen artis meminta laporan setiap bulan mengenai konser tersebut. Soal keuntungan yang diterima promotor juga diketahui oleh manajemen artis. "Mereka enggak mau, kalau keuntungan promotor lebih besar dari honor artisnya. Ketika sudah beberapa bulan mau konser, si promotor harus memberikan laporan secara mingguan sampai konser itu berlangsung," ujar Adrie. Adrie pernah mengalami pembatalan konser ketika tiket telah terjual. Ayah dari penyanyi Melanie Subono ini harus mengembalikan uang hasil penjualan tiket ke penonton secara penuh. "Karena uang tiket itu titipan, bukan uang kita, jadi kita enggak rugi mengembalikannya," ujarnya. Ketika ditanyakan komentarnya soal konser Lady Gaga yang kemungkinan besar batal, Adrie tertawa. "Kalau soal itu gue nggak tahu. Jangan tanya gue," katanya. ALIA FATHIYAH

Sabtu, 16 Juni 2012

Dahlan Iskan dan Teori Bisnisnya

Suatu hari saya mendengarkan seminar bisnis Menteri BUMN Dahlan Iskan di Universita Multimedia Nusantara. Selain untuk menulis segala kutipan yang keluar dari mulutnya ternyata menarik untuk disimak. Gaya Dahlan membawakan seminar bisnis juga unik. Dia tidak seperti pembicara seminar lainnya yang kebanyakan teori justru bikin bosen. Dahlan memanggil tujuh mahasiswa semester 2 yang telah memiliki bisnis. Diapun menanyai satu persatu mengenai bisnis yang dilakukan para mahasiswa itu. Setiap selesai mendengarkan dia memberikan pernyataan yang tidak memaksa, seperti seorang mahasiswa yang mempunya 4 bisnis sekaligus. "Saya tidak akan memaksa dia, biar dia merasakan sendiri. Lebih baik mempunyai empat bisnis tapi kecil-kecil atau bisnis satu tapi besar," katanya. Dahlan juga memberikan masukan jika berbisnis dengan berpartner alangkah baiknya untuk bertengkar setiap minggu. Menurutnya, bertengkar adalah salah satu proses kristalisasi dan pembentukan agar bisnis sukses. Bahkan jika partneran itu berakhir pecah, kata Dahlan itu bagus. "Dalam berbisnis sakit hati dan bertengkar itu penting," katanya. Ketika dia mengatakan itu saya langsung mendengarkan dengan seksama. Kebetulan saya punyapengalaman seperti, berantem dengan teman sehingga bermusuhan, dan sama-sama sakit hati. Dahlan pun mengeluarkan 'jurus' teorinya yang ampuh. "Ditipu itu penting. Karena bisa menjaga dan membuat kita lebih berhati-hati." Segala teori dan contoh langsung yang diberikan Dahlan saya jadi berfikir, "Mana kesuksesan itu?? Karena ciri calon sukses yang diberikan Dahlan-bekas bos sy di Jawabpos grup- sudah semua yang saya rasakan. ALhasil, segala bentuk tawaran bisnis saya tolak karena kapok. Rugi, sakit ati, ditipu, gak dibayar, semua sudah saya rasakan. Maybe time will always answer..one moment..

Minggu, 04 Maret 2012

Back to Work

Ahad, 4 Maret 2012

ALmos a mont gue kerja lagi setelah 9 bulan only freelancer as writer and koordinator media. Sekarang ini gw jadi editor di tempo.co (onlinenya media temp0). Gak nyangka juga bisa gabung di media besar gini secara laki gw sekitar 6 tahun lalu juga kerja di sini which is di koran. Mengirim aplly nya pun ogah-ogahan (kenapa ya yang dilakukan ogah2an selalu diterima, kalo serius bin ngarep malah gak. Apa ini yg namanya, Allah lebih tahu mana yang terbaik untuk hambanya. Menurut kita bagus tapi menurut Allah gak).

Gak lama gw ditelpon untuk wawancara, itu pun gw ketawa. Datang juga ogah2an, karena yakin nggak bakal diterima secara gue kalo ngomong blepotan. gue bawa contoh tulisan waktu di RM dan kontributor di majalah Lisa, koran Jakartapost dan Moviegoers magz (ampe majalahnya gw bawa krn gak sempet kliping).

Gue merasa nggak diterima karena gue jebolan RM (Rakyat Merdeka), gue only one desk for 12 years in entertainment then gue udah tua boo, secara perempuan org pasti ribet hirenya (bukan krn gender, biasanya perempuan ribet sama anak dan hamil thoh?).

gw wawancara dengan 5 org yang pasti bos. Gue jawab apa adanya, gak dibikin-bikin. Karena gue nggak ada beban. "Terserah diterima apa gak, toh gw masih ada freelance dan urus anak dirumah," begitu pikiran gw waktu itu. Disni udah pada tau gimana hecticnya soal waktu kerja.

Gw dikasih waktu 2 mnggu, kalo gak ditelpon namanya lewat. ok!
Ternyata belom juga 2 minggu ada miskol dari tempo di hape, gw deg-degan. mulai membayangkan kalo diterima bagaimana anak2 gue? siapa yang jaga? apa gw siap kerja ampe malam? bagaimana ini? itu? Tapi kalo gue terima gue bisa ambil ilmu banyak di sni, dalam hal penulisan, krn tempo terkenal memiliki sistem yang benar dan baik. As jurnalist ya di media ini, kita tau bagaimana seorang wartawan itu sesungguhnya.

Gue bingung pas ditelpon guw diterima dengan segala tanggung jawab kerja dan salary dan memang sedikit lebih besar dari di RM. gue tahaju,s istiqarah dan bnyak diskusi sama sahabat, suami, anak dan nyokap. Semua jawaban mendukung ''Kesempatan nggak datang 2 kali," kata mereka.

Gue coba ulur waktu ke SDM supaya gw punya cukup waktu tuk berfikir. gue bilang cuma mau desk hiburan, terus beberapa hari kemudian mereka telp lagi. gue ulur waktu dengan nego gaji, mereka sempat hilang 5 hari no contak. Gue iklas kalo nggak rejeki, its oke. Kalau memang ini jawaban dari Allah atas doa gue, pasti ditelpon lagi. Ternayata benar gue ditelpon lagi. Dan Here I am......

Bismillah aja. Meski cuma di dalam, only edit gue coba enjoy (Taukan gue orang hyperaktif gak bs dieem. maunya jalan dan bergerak). teman-temannya asik, kerja harus 8 jam dan alhamdulillah udah 2 hari ini ada pembantu bekas TKW di Arab. gue nggak tahu betah apa gak, gue pasrah, iklas, semoga yang baik-baik aja. Gue serahkan urusan dunia sama Allah, Bismillah.

oiya, kontrak di sini cuma setahun. its oke, yang penting ilmu udah dapet karena ada kelas penulisan, dan gue edit semua desk. lebih menambah wawasan bagaimana menulis yang baik.

Alhamdulillah

Kamis, 19 Januari 2012

Hidayah Dari The Lord of The Ring





Tiba-tiba saja saya ingat mendapatkan hidayah hingga saya berjilbab seperti sekarang. Saat itu tahun 2004, saya memang ingin berjilbab tapi tidak saat itu. Saya berniat dua tahun lagi, akan jilbab, begitu pikiran saya saat itu.

Tapi Allah berkehendak lain. Allah memberikan hidayah dengan cara yang tidak disangka. Saat itu saya sedang menonton film The Lord of The Ring 3. Saya memang suka sekali nonton film, apalagi yang trilogy. Itu harus ditonton.

Awal menonton dengan suami berjalan dengan lancer, saya menikmati adegan demi adegan santai. Tapi entah kenapa pikiran saya langsung melayang, tiba-tiba saya gemetar ketika saya menonton salah satu adegan yang dialognya menceritakan kematian.

Yang saya ingat adegan tersebut ketika Gandalf (pria tua berambut putih) berada di ketinggian menara yang paling tinggi bersama si cebol. Mereka berdialog tentang peperangan yang bisa berakhir dengan kehancuran di muka bumi. Intinya mereka membicarakan tentang kematian, dan setelah kematian itu ada kehidupan yang lain.

Nah dikalimat soal kematian itulah saya mulai resah dan gelisah. Mati? Dosa saya masih banyak? Apa yang harus dilakukan untuk mengurangi dosa? Lalu saya ingat untuk lebih dulu menutup aurat dengan cara berjilbab.
Sepanjang akhir film itu saya deg-degan dan gemetar. Saya jadi nggak konsen menonton film, karena pikiran saya penuh dengan Tanya jawab soal kematian dan dosa.

Hanya dalam waktu satu minggu akhirnya saya memutuskan berjilbab. Sebelumnya saya mencari kerudung dan jilbab di tanahbang. Pertama memakai bentuknya masih model standar. Saya merasa saat itu semua orang memperhatikan saya padahal nggak ada satu pun yang melirik.

Dan alhamdulillah saya merasa banyak mendapatkan perbedaan setelah berjilbab. Nggak ada lagi yang suit-suit, nggak ada lagi yang negor-negor jadi saya nggak perlu nyamperin para lelaki brengsek ini. naek bis dan angkot pun nyaman.

Teman-teman saya sampai takjub ketika menndengar hidayah saya dari film The Lord of The Ring. Malah ada seorang teman wartawan dari tabloid gossip nyeletuk.

‘’Kalau elo artis, seru juga tuh ditulis beritanya.”

Atau seorang teman lain nyeletuk juga. “Gila lo, hidayah dari film orang kafir”

Semuanya saya tanggepin dengan tertawa. Dan Alhamdulilah yah (gaya syahrini) sampai sekarang saya masih mempertahankan jilbab saya. Aminn.

Sabtu, 07 Januari 2012

Pulau Untung Jawa "Menyebrang Tingginya Ombak"





Menjelang pergantian tahun baru ke 2012 saya ingin merasakan suasana pantai. Ingin sesuatu yang berbeda karena biasanya suami selalu mengajak jalan keliling saja. Alhasil dia pun mencari info sebuah pantai yang tidak jauh dari Jakarta. Untuk pergi ke Bali tidak mungkin, tiket mahal, jauh dan cost lebih besar. Ke ancol lebih nggak mungkin, pasti rame dan nggak bisa menikmati, Anyer juga nggak mungkin jauh dan snagat macet. Akhirnya suami menemukan Pulau Untung Jawa yang masih berada di kawasan Kepualuan Seribu, DKI Jakarta. Laut ini masih berdekatan dengan Ancol tapi dari sisi yang berbeda.

Akhirnya saya googling tentang pulau ini dan suami mencaari info ke beberapa temannya. Melihat gambar dari google sih kelihatan keren. Air lautnya masih biru dan bening terlihat pasir pantai yang putih (berbeda dengan Ancol yang sudah berwarna menghitam). Saya langsung naksir. Suami mendapatkan info tempat itu fasilitas masih kurang, air, listrik, dan buat anak-anak jika menginap kurang nyaman.

Ketika akan berangkat saya prepare membawa baju lebih kalau ada suatu hal kita harus menginap. Karena di sana belum ada hotel atau motel tapi Cuma homestay. Masyarakat sana menyediakan kamar menginap jadi seperti tempat kost-kostan. Kita pun pergi dari rumah di Serpong sekitar pukul 10.00 pagi ke Tanjung Pasir dulu, Cengkareng. Parker mobil di AL Tanjung Pasir dengan biaya Rp 28.000 bersama mobil. Lalu pas turun dari mobil sudah ada orang yang menawari untuk naik perahu dengan biaya per-orang Rp 20.000. Meski anak-anak juga bayar, anak saya Sulthan (9)  dan Rafa (6).

Lalu kita berjalan di mana pinggiran pantainya sangat jorok. Sampah bertebaran di mana-mana, bau. Kita melewati sebuah tembok di pinggiran pantai. Sepertinya untuk membatasi lokasi AL dengan parkiran umum. Di sana sudah terlihat banyak perahu nge-tem di bibir pantai. Lagi-lagi kita disambut dengan joroknya lingkungan skeitar. Di bibir pantai banyak sekali sampah yang dibuang masyarakat, bahkan saya melihat ada kucing mati yang mengambang.  Tak jauh dari sana ada dua anak kecil yang mandi bertelanjang dan kucing mati tersebut dijadikan bahan mainan. Airnya pun kotor, kecoklatan.

Lama juga kami menunggu agar perahu itu penuh penumpang. Nyaris 1 jam kami menunggu hingga akhirnya perahu berangkat. Ternyata jika ingin pulang hari, kita disatukan paket membayarnya sekaligus untuk pulang. Jadi kita janjian sama mereka jam 5 ditunggu di pelabuhan mini darurat di pulau tersbeut pukul 17.00

Selama 30 menit kita nyebrang menuju ke Pulau Untung Jawa. Semuanya berjalan dengan lancer, kedua anak saya senang, juga ada burung berterbangan. Di kejauhan terlihat pulau Untung Jawa,, ketika semakin mendekat disambut dengan lorong panjang yang mengingatkan saya melakukan perjalanan ke Batam beberapa tahun lalu. Kita pun sampai di sana dan foto-foto. Dismabut dengan rumah-rumah penduduk yang banyak bertuliskan homestay. Di sebelah kiri terlihat banyak anak-anak bermain di air, banya tenda, banana boat dan lain sebagainya.

Karena perut keroncongan kita berbelok ke kiri mencari makanan laut. Ternyata di sana kita mmasuk lokasi wisata dengan membayar Rp 2000. Sangat disayangkan pulau kecil ini tidak terurus dnegan baik, perumahan penduduk yang kebanyakan penghasilan sebagai nelayan itu hidup dalam keterbatasan. Tempat wisatanya pun kering kerontang, kotor, . setelah memesan makanan ikan baker dan udang kita mencari tempat di pinggir pantai dengan menyewa tiker seharga Rp 10.000 sepuasnya. Ternyata, di pulau tersebut tak ada pasir sodara-sodara. Semuanya dipenuhi kerang-kerang kecil, dan HATI-HATI. Banyak percahan beling berwarna coklat berbau dengan kerang.

Anak-anak bermain air, saya menikmati pemandangan. Aingin begitu kencang hingga menerbangkan tenda, tikar dan piring plastic. Saya melihat keadaan seperti itu menjadi yakin untuk tidak menginap di sana karena hiburan yang menyenangkan pun tidak ada. Setelah itu kita menunju ke bibir pantai di depan di mana kita baru datang ke pulau tersebut.

Saya dan anak-anak menyewa sepeda seharga Rp 5000. Mengikuti jalan di seputar pulau semuanya nyaris menyediakan tempat untuk menginap. Di sana juga ada puskesmas, Kantor kelurahan, Sekolahan hanya sampai jenjang SMP. Yang saya suka adalah keripik sukun. Sekilas mirip tales. Buah sukun yang dipotong tipis lalu digoreng hingga garing. Rasanya gurih, enak dan bikin ketagihan. Saya membelinya di depan mesjid ada sekelempok ibu yang sedang memotong lalu menggorengnya menjual satu plasti kecil seharga Rp 6000. Suami saya pernah membeli di dekat penyewaan sepeda lebih mahal seharga Rp 7000.

Setelah puas makan, naek sepeda anak saya bermain air lagi di bibir pantai. Sudah jam 5 sore, perahu pelanggan kami tak terlihat di dermaga yang tadi kami diturunkan. Angin begitu kencang,ombak makin besar, sudah lewat jam 5, kenek perahu yang membawa kami menghampiri dan siap menyebrang pulau. Mereka ngetem dekat sekolahan di mana ombak tidak sebesar di dermaga.

Kami pun naik perahu dengan tak lupa membaca doa. Ternyata balik ke tanjung pasir tidak seasick waktu kita pergi. Angin begitu kencang diiringi ombak yang besar, saya sudah mulai was was melihat perahu yang tumpangi bentuknya standar. Miring sedikit saja kami bisa jatuh ke laut. Beberapa orang yang tadi tertawa-tawa mulai panic. Seorang ibu yang menggendong cucunya tak berentik berdoa dengan wajah pucat. Sama halnya dengan saya yang terus berdoa sambil memegang kedua anak saya. Kedua anak saya ketakutan, suami saya lebih banyak tersenyum untuk menenangkan meski npun hatinya dag dig dug.

Saat itu pikiran saya sudah jelek saja, bagaimana kalau kita terjatuh ke laut sedangkan saya melihat hanya 2 pelambung yang bertengger di atas kepala kami. saya terus berdoa dan mengucapakan bacaan yang sayya ingat. Yang agak menenangkan hanya para kru perahu tersebut yang terlihat santai. Mereka mengobrol, merokok, tertawa bahkan dengan enaknya berjalan dipinggiuran perahu yang bisa sewaktu-waktu menghempaskan tubuhnya ke laut.

Saat itu saya hanya memikirkan kedua anak saya, tidak ada yang bisa berenang d antara kami berempat. Setelah 30 menit melewat saat-saat yang menegangkan, akhirnya perlahan kami sampai di tanjung pasir dengan selamat. Alhamdulillah. Saya kapok pergi menyebrang pulau tanpa menginap ketika cuaca seperti sekarang.  SALAM (alsyacomm@gmail.com)


















Selasa, 27 Desember 2011

Mesin Waktu di Museum Geologi Bandung



Kota Bandung memang lebih dikenal dengan kota mode alias fesyen alias factory outletnya yang membludak. Orang kalau ke Bandung nggak ke FO sepertinya kurang afdol. Tapi saya dan keluarga mencoba sesuatu yang berbeda yakni ke Museum Geologi Bandung yang lokasinya di Jl.Diponegoro tak begitu jauh dengan Gedung Sate yang kondang itu.

Saya dan keluarga ke museum sekaligus ingin memperlihatkan gaya liburan yang ke berbeda ke kedua anak saya, Sulthan (9) dan Rafa (5). Apalagi konon, di sana ada kerangka dinousaurus.

Sekitar pukul 12.00 saya sudah berada di gedung museum Geologi yang gedungnya memang kuno tapi terlihat menarik. Mengingat Bandung memang banyak sekali gedung dan rumah kuno peninggalan jaman Belanda.

Setelah memarkir mobil di belakang, dekat Gedung Serba Guna siang itu begitu panas. Saya surprise juga museumnya gratis dan lokasi sekitarnya bersih. Ketika masuk sudah disuguhkan dengan peta Indonesia yang besar. Di sebelah kiri terdapat sebuah TV Plasma ukuran sekitar 39inch. Berisi penemuan sebuah fosil mammut, gajah jaman purbakala. Fosil ini berupa tulang yang besar. Sebelah kanannya terdapat gambar serta penjelasan zaman, tumbuhan serta binatang yang pernah hidup di muka bumi. Menarik.
Selain itu di sebelah kanan dan kiri ada pintu masuk ke ruangan yang di dalamnya terdapat benda-benda yang dipamerkan di museum geologi itu.

Hal pertama kita kunjungi memasuki pintu sebelah kiri. Banyak terdapat batu-batuan yang pernah ada di muka bumi. Kebanyakan batu-batu purba yang pernah ditemukan di beberapa daerah yang ada di Indonesia. Juga beberapa batu yang didapat dari limpahan gunung berapi.

Ketika baru masuk pintu di sebelah kiri terdapat tv plasma ukuran 32n inch. Di sini terdapat gambar peta perairan yang bisa bergerak menceritakan Indonesia skeitar 40 juta tahun lalu. Saya sempat terpana melihatnya dan membayangkan bagaimana Indonesia yang terdiri dari kepulauan itu terbentuk hingga seperti sekarang. Kepualaun Jawa dan Sumatera menempel sedangkan Kalimantan dan Sulawesi belum terbentuk. Semuanya menarik dan kita membayangkan serta berimajinasi kehidupan di planet ini beberapa juta tahun lalu.

Juga ada beberapa bentuk batu gamping yang ada di Tapanuli Selatan, juga ada batu dari lava serta batu bom limpahan dari letusan gunung krakatau di tahun 1883,batu gamping dari Aceh, dan lain sebagainya.

Lalu setelah puas melihat batu-batuan purba kita menyebrang ke ruangan lainnya. Di atas tertulis Sejarah Kehidupan. Ketika masuk ke dalamnya kita langsung disambut oleh kerangka tulang dari binatang dinosaurus yang besar dan tinggi. Serta di sebelah kanannya terdapat kerangka tulang mammut-gajah purbakala, tiranosaurus atau tyrex, kedua jagoan saya langsung senang melihat kerangka itu seakan takjub. Lalu ada replica kaki tyrex yang sangat besar dan itu sesuai dengan aslinya.

Tapi sayang, ruangan berdebu begitu sangat terasa masuk ke hidung saya. Saya langsung menutup hidung, ternyata bukan saya saja yang merasakan ada beberapa orang melakukan hal yang sama.  Tentu perlu tenaga dan dana khusus untuk membersihkan kerangka itu dari debu yang sudah bertengger di sana selama puluhan tahun. Apalagi museum tidak menarik uang bisa dibayangkan alasan mereka adalah tidak adanya dana dari pemda setempat. Memang snagat disayangkan. Karena banyak sekali anak-anak yang antusias melihat kerangka binatang purba itu.

Setelah puas kita masuk ke dalam ruangan di mana terdapat bentuk tengkorak manusia modern. Banyak bentuk tengkorak dan agak spooky seakan mata tengkorak yang bolong itu menatap semua orang yang datang.  Tapi buat pengetahuan ini menarik terutama untuk anak-anak. Semoga semua museum yang ada Indonesia lebih diperhatikan sehingga anak-anak mencari hiburan tidak hanya ke mal yang membuat mereka menjadi anak konsumtif tapi juga museum sekaligus menambah pengetahuan. SALAM